Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

arah negeri di pundak sang maha

ARAH NEGERI DIPUNDAK SANG MAHA Oleh : Rusman Riyadi Samudera masih terbentang luas Gunungpun masih tegap berdiri kokoh Sebuah ilusi akan terjadi Kertas kosong pun akan segera ada coretan Gedung-gedung kuliah berdiri mencakar langit Fasilitas pun mewah tak ada yang lusuh Tiap tahun penuh antrian sang maba Lepas satu datang seribu Sang maba pun datang dengan penuh semangat Menerjang segala isu dan rumor yang ada Mencatatkan dirinya di bangku kuliah Mendapatkan gelar sang maha dari kesiswaannya Tanggung jawab kian membesar Memikul amanah yang sangat besar Agen of change adalah simbolnya Agen of control social adalah simbolnya Mampukah sang mahasiswa melakukan hal itu Menjadi mahasiswa yang tangguh tak bisa di dapat secara instan Gejolak dan rintangan akan datang silih berganti Kerikil dan duri kehidupan akan selalu ada Mampukah sang maha melawannya Sang maha adalah harapan bangsa Sang maha adalah ujung tombak perubahan negeri Sang maha adalah peluru bagi

rindu demokarsi yang sebenarnya

RINDU DEMOKRASI YANG SEBENARNYA Oleh : Rusman Riyadi Puluhan tahun lalu negeri ini melakukan reformasi Pemuda/mahasiswa meruntuhkan orde baru Banyak nyawa mahasiswa yang melayang Tak sedikit pula aktivis yang hilang Tahun 98 pun menjadi tahun bersejarah bagi bangsa ini Yang tak kan pernah hilang di ingatan bangsa indonesia Pemuda/mahasiswa meruntuhkan pemerintahan yang otoriter Hingga akhirnya reformasi pun berkumandang Demokrasi bergema di langit indonesia Rakyat bebas berpendapat Rakyat ikut andil dalam nemilih pemimpinnya Rakyat juga bebas mengkritik pemimpinnya Pesta demokrasi merupakan satu hal yang di tunggu-tunggu Para calon pemimpin berkampanye atas nama rakyat Membawa nama rakyat ke singgasana pemerintahan Namun habis manis sepah di buang Tapi sayang Ada yang mengatas namakan rakyat menindas rakayt Ada yang mengatas namakan rakyat membunuh rakyat Ada yang mengatas namakan rakyat mencengkeram rakyat Ada yang mengatas namakan rakyat melilit perut rakyat