Langsung ke konten utama

Mereka yang mengaku dirinya aktivis

MEREKA YANG MENGAKU DIRINYA AKTIVIS
OLeh : Rusman Riyadi 


Mahasiswa merupakan salah satu spesies yang diharapkan mampu merubah haluan dari negeri ini, sudah banyak berbagai organisasi kemahasiswaan yang sudah pasti anggotanya adalah mereka yang katanya kaum cendekiawan.
Mahasiswa yang sudah berada di bawah payung organisasi khususnya organisasi ekstra kampus kerap kali mengklaim dirinya sebagai seorang aktivis, ya aktivis. Berkumpulnya para kaum intelektual itu merupakan tumpuan harapan dari ibu pertiwi untuk membawa kapal sebesar negeri ini berlabuh di dermaga kejayaan yang sudah barang tentu harus mampu  untuk menyeberangi samudera dan mampu menghantam ombak yang kerap kali akan membuat kapal itu tenggelam. 

Akankah mereka yang mengaku dirinya seorang aktivis mampu menjaga idealismenya ?

Kalau kita lihat mahasiswa di zaman ini sudah terlalu banyak menghabiskan waktunya dengan smartphone kesayangannya dan mereka sudah terlalu banyak menghabiskan malamnya duduk di warkop menikmati secangkir kopi dengan ribuan macam wacana yang entah kapan wacana itu akan mereka perlihatkan kepada masyarakat dengan aksi yang nyata. Sementara mereka yang awam tak pernah duduk melingkar dengan para aktivis yang hanya menghabiskan tenaganya untuk mencangkul di sawah dan melemparkan pancingnya di laut yang dalam selalu setia menunggu perubahan yang kerap kali di dengungkan oleh aktivis. 

Akankah harapan itu menjadi sebuah kenyataan atau hanya akan menjadi impian yang makin lama makin membusuk dalam ingatan orang awam ? 

Hari berganti hari, kapitalis dan feodalis makin menjadi melebarkan sayapnya menguasai kekayaan negeri ini, sementara mereka yang melabelkan diri sebagai aktivis menikmati mimpi dalam tidurnya terbalut selimut tebal dengan kasur empuknya. 
Eko prasetyo pernah berkata dalam bukunya yang berjudul Islam Kiri " aktivis gerakan mulai mengalami kebuntuan imajinasi dalam memahami serta melakukan analisis sosial ".
Hal ini di karenakan hubungan para aktivis dengan masyarakat sudah mulai renggang sehingga banyak masyarakat sendiri sudah merasa asing dengan aktivis itu. Gerakan revolusi yang sudah di dengungkan dari zaman bung karno hingga zaman jokowi terus bergema di udara, namun dengungan itu tak ada tindakan lanjut bahkan tak ada ada arah menuju kesana.
Label aktivis itu bukan di dapat ketika kau sudah menjadi bagian dari salah satu organisasi, tapi aktivis itu adalah yang mereka yang benar-benar memperjuangkan hak rakyat dan meneriakkan sutau kebenaran di telinga para penguasa. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kemana langkah kaki itu akan pergi

KEMANA LANGKAH KAKI ITU AKAN PERGI Oleh : Rusman Riyadi Langkah gontai kaki mengikuti panjangnya jalan Entah dimana langkah ini akan berhenti Haruskah langkahku tak berarah selamanya Ahhhh aku gelisah dengan semua ini Hei diri .... Robeklah dadamu lihat apa yang ada di dalamnya Tanyakan pada nuranimu hendak kemana langkah itu Tanyakan pada matamu apa yang kau lihat di depan sana Tanyakan pada otakmu apa yang kau fikirkan Kau tau dunia tak seperti daun yang di terpa angin Kau tau dunia tak seperti daging yang semakin lama akan membusuk Kau tau dunia tak seperti kopi akan habis di minum Ahhhh dunia tak semudah itu Hei diri.... Tiap sore kau menunggu sang senja datang Kau tatap keindahan senja itu Lambat laun senja yang kau puja akan pergi Berganti dengan gelapnya malam Fajarpun akan datang dengan keindahanya Dan akan pergi begit saja Berganti dengan sinar panasnya ang menyengat Begitulah keindahan tiap waktu akan pergi Yakinlah

PEMERINTAH BERPIHAK KEPADA SIAPA ?

  PEMERINTAH BERPIHAK KEPADA SIAPA ? Oleh : Rusman Riyadi Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2022 menjadi kontroversi bagi masyarakat, yang mana hal itu banyak mengundang reaksi dari berbagai kalangan masyarakat, terutama bagi para buruh dan pekerja. Peraturan menteri tersebut di nilai tidak memihak kepada para buruh dan pekerja dengan di keluarkannya peraturan menteri tersebut tidak sedikit masyarakat yang merasa di rugikan. Peraturan menteri ketenagakerjaan tersebut di nilai banyak hal yang telah di tinggalkan terutama bagi mereka yang telah bekerja di sebuah perusahaaan namun harus menunggu usia 56 tahun baru bisa melakukan pengajuan “Jaminan Hari Tua” hal tersebut sangat tidak etis sebenarnya untuk di lakukan, melihat dengan apa yang akan terjadi di hari esok maka perlu kiranya jaminan hari tua tersebut bisa di ajukan kapanpun oleh yang berhak menerima tanpa harus menunggu usia senja, karena dari beberapa mereka banyak kebutuhan yang harus di penuhi. Pemerintah d

HADIRNYA SEBEUAH NEGARA

  HADIRNYA SEBUAH NEGARA Oleh : Rusman Riyadi   Indonesia merupakan negara demokrasi yang mana kedaulatan berada di tangan rakyat, sehingga semua hal yang berkaitan dengan kekuasaan seharsunya melibatkan rakyat. Negara yang mampu melahirkan sebuah konstitusi yang sesuai dengan apayang menajdi hajat rakyat maka negara tersebut bisa dikatakan sebagai negara yang yang teramat sangat demokrasi. Berdaulat tanpa di dikte oleh pihak manapun merupakan sebuah impian terbesar negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, apalagi tidak peran negara lain bagi berdaulatnya sebuah negara. Indonesia sebagai negara yang demokrasi yaitu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Maka hal itu perlu di implementasikan oleh para pemangku kekuasaan yang memegang tampuk kekausaan di negara ini. Bukan menjadikan rakyat sebagai alat pemuas kekuasaan yan seolah-olah apa yang di lakukan demi kepentingan rakyat, akan tetapi di balik ituhanyalah sebuah politik untuk memuaskan hasrat dan birahi