Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

bangkit dan bergeraklah

BANGKIT DAN BERGERAKLAH Oleh : Rusman Riyadi Bangunlah dari terlelapnya tidurmu Bangunlah dari kasur empukmu itu Lepaskanlah balutan kehangatan selimutmu Keluarlah dari zona nyaman mu Hidup tak senyaman yang kau bayangkan Hidup tak seindah lamunanmu Hidup tak semudah berjalan di aspal yang licin Bangkitlah dari semua itu Sang fajar mulai menampakan dirinya Sinarnya menyusup menghampiri mu lewat celah jendela Sang ayam jantan berkokok bergema di udara Namun sang manusia masih terlelap dalam mimpinya Telingamu setiap hari mendengar jeritan yang keluar dari mereka termarjinalkan Matamu setiap hari menyaksikan kedzoliman dan angkara murka yang terjadi Hidungmu selalu mencium bau kesengsaraan yg di rasakan oleh kaum kecil Namun masih saja kau tak perduli dengan itu Heiii Kau generasi penerus bangsa, pewaris estafet pemimpin negeri Masihkah kau nyenyak dalam tidurmu Masihkah kau berada di atas kasur empukmu itu Masih kah kau bungkam dengan semua kesengsaraan ya

kembalilah negeriku

KEMBALILAH NEGERIKU Oleh : Rusman Riyadi Indonesiaku Tanah airku tanah tumpah darahku Negeriku yang katanya kaya dan subur Namun banyak yang masih menganggur Negeriku yang katanya adil dan makmur Namun banyak yang tertindas Negeriku yang katanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia Namun masih banyak yang di penggal keadilannya Indonesiaku Dulu kau melahirkan seorang ksatria yang mampu mengguncangkan dunia Namun sekarang kau hanya melahirkan seorang manusia yang hanya menjadi budak asing Indonesiaku Dulu kau di banggakan karena keberanian mu Sekarang kau di jadikan lelucon Indonesiaku Aku rindu masa dulu Aku rindu ksatriamu Indonesiaku Sekarang kau bagai negeri yang abstrak dalam dunia ini Aku tak tahu harus dengan apa aku mengabdi kepadamu Suara kebenaran tak lagi meggema di langit Keharmonisan tak lagi dirasakan Kini hanya kepentingan yang aku saksikan Kini hanya keangkuhan yang aku lihat Kini hanya bau kebusukan yang aku cium Ohhh indone

sudah siapkah kita

SUDAH SIAPKAH KITA Oleh : Rusman Riyadi Angin kian bertiup semakin kencang menerpa pepohonan Pohon yang berakar namun tak tangguh siap di tumbangkan Badai kini semakin menjadi mengehembus suasana tentram Membawa segala sesuatu dari seluruh penjuru Sang topan pun sama mendera di setiap ketenangan Membuat jiwa yang tenang merasa gelisah Lantai yang bersihpun kian menjadi kotor Tak mampu menahan debu yang hinggap Zaman semakin hari semakin menggila Merasuk ke jiwa sang pejuang Merobek pagar kedamaian Menusuk jantung keteguhan Zaman semakin menggoda Menghinggapi hati yang penuh kesucian Menebar kesesatan yang membara Menghasut keteguhan jiwa Zaman semakin anarkis Menghasut di setiap kedamaian Mengisi di setiap celah kekosongan Menebar kemunafikan Akankah perisai yang kita miliki mampu menghadang segalanya Ataukah akan hanyut begitu saja Sudah siapkah manusia berperang melawan semuanya Karena musuh tak lagi terlihat dengan kasat mata Cukup kuatkah benten

negeri yang hebat

NEGERI YANG HEBAT Oleh : Rusman Riyadi Hidup bukan hanya menghirup oksigen Hidup tak bermanfaat bagi orang lain sama saja dengan mati Bergerak bukan hanya menggerakkan tubuh Membuat perubahan adalah salah satu pergerakan yang di rindu Cerdas bukan hanya faham pelajaran Namun Mampu menularkan ilmu yang dimiliki Hidup itu tak seorang diri Bangun bukan hanya membuka mata di saat tidur Namun mampu membangun negeri dan bangsa Kenyang bukan hanya mengisi perut yang kosong Namun mampu membuat bangsa berfikir Berjalan bukan hanya melangkahkan kaki Namun menjadi roda untuk negeri melaju kencang Hidup tak sesantai yang di bayangkan Kejam bukan hanya menghilangkan nyawa seseorang Namun membiarkan mereka kelaparan Khianat bukan hanya tidak menepati janji Namun mereka yang merongrongnegeri Hidup tak semulus jalan yang baru di aspal Apatis yang menggelora Akan membuat negeri layaknya hutan belantara Hedonis yang menggebu Akan melahirkan bangsa yang menjadi babu Egoi

arah negeri di pundak sang maha

ARAH NEGERI DIPUNDAK SANG MAHA Oleh : Rusman Riyadi Samudera masih terbentang luas Gunungpun masih tegap berdiri kokoh Sebuah ilusi akan terjadi Kertas kosong pun akan segera ada coretan Gedung-gedung kuliah berdiri mencakar langit Fasilitas pun mewah tak ada yang lusuh Tiap tahun penuh antrian sang maba Lepas satu datang seribu Sang maba pun datang dengan penuh semangat Menerjang segala isu dan rumor yang ada Mencatatkan dirinya di bangku kuliah Mendapatkan gelar sang maha dari kesiswaannya Tanggung jawab kian membesar Memikul amanah yang sangat besar Agen of change adalah simbolnya Agen of control social adalah simbolnya Mampukah sang mahasiswa melakukan hal itu Menjadi mahasiswa yang tangguh tak bisa di dapat secara instan Gejolak dan rintangan akan datang silih berganti Kerikil dan duri kehidupan akan selalu ada Mampukah sang maha melawannya Sang maha adalah harapan bangsa Sang maha adalah ujung tombak perubahan negeri Sang maha adalah peluru bagi

rindu demokarsi yang sebenarnya

RINDU DEMOKRASI YANG SEBENARNYA Oleh : Rusman Riyadi Puluhan tahun lalu negeri ini melakukan reformasi Pemuda/mahasiswa meruntuhkan orde baru Banyak nyawa mahasiswa yang melayang Tak sedikit pula aktivis yang hilang Tahun 98 pun menjadi tahun bersejarah bagi bangsa ini Yang tak kan pernah hilang di ingatan bangsa indonesia Pemuda/mahasiswa meruntuhkan pemerintahan yang otoriter Hingga akhirnya reformasi pun berkumandang Demokrasi bergema di langit indonesia Rakyat bebas berpendapat Rakyat ikut andil dalam nemilih pemimpinnya Rakyat juga bebas mengkritik pemimpinnya Pesta demokrasi merupakan satu hal yang di tunggu-tunggu Para calon pemimpin berkampanye atas nama rakyat Membawa nama rakyat ke singgasana pemerintahan Namun habis manis sepah di buang Tapi sayang Ada yang mengatas namakan rakyat menindas rakayt Ada yang mengatas namakan rakyat membunuh rakyat Ada yang mengatas namakan rakyat mencengkeram rakyat Ada yang mengatas namakan rakyat melilit perut rakyat

rindu yang menggebu

Rindu yang menggebu Oleh : Rusman Riyadi Rindu itu bukan sekedar kata  bukan juga sekedar ilusi Namun rindu itu kegundahan hati yang tak pernah tersampaikan Merindu adalah bisikan jiwa Datang dari arah yang tak menentu Berbisik di kalbu hati Terucap namamu melalu bait jiwa Karena rindu datang dengan tiba-tiba Merindu itu sakit Bila tak pernah menjumpa Waktu kian berganti Langkah kakipun semakin jauh rindupun akan semakin mencekam Jiwa menggebu Hati gelisah Fikiran tak karuan Rindupun kian membara Bagaikan kobaran api yang selalu memakan kayu Titipkan rindumu pada bintang Ceritakan rindumu pada ilahi Ungkapkan rindumu melalui do'a Karena tuhan tak pernah bosan mendengar ceritamu Ketika rindu menghampiri Pejamkan matamu Berbisiklah dalam alunan hatimu Sebut namanya dengan hatimu.