Langsung ke konten utama

AYAH


 

AYAH

Oleh: Rusman Riyadi

 

Ayahmu kuat begitu kuat, mengatur beban hidup yang begitu berat, entah berapa banyak kehidupan yang kau alami sehingga begitu begitu tetap tegar menjalani kehidupan yang begitu rumit. Dengan beban yang begitu berat di pundakmu aku tak pernah melihat wajahmu musam dan tak pernah mendengar keluh kesahmu untuk tetap berjuang melawan kerasnya dunia ini. 

Ayah dengan ribuan kata terindahpun aku tetap tak akan bisa menggambarkan sosok seperti dirimu yang hebat, menjadi tumpuan hidup dari keluarga kecilmu semua beban keluarga kau pikul dengan pundakmu   sendiri tanpa ada penyanggah yang ikut menopangnya. 

Ya hidup memang begitu keras dan penuh dengan segala macam tantangan dan rintangan dan kau mampu melawan itu dengan bibir yang selalu tersenyum seakan anak dan istrimu tak ingin merasakan kepedihan yang kau rasakan dan gejolak yang ada di hatimu. Hebatnya dirimu takkan mampu digambarkan dengan superhero manapun karena tak akan ada orang yang hebat seperti dirimu. 

Langkah kakimu meninggalkan rumah demi mencari nafkah dan kehidupan keluarga tak akan pernah bisa menggantikan apapun, rasa lapar rela kau tahan hanya demi perut anak dan istrimu dan engkau tak ingin mereka merasakan rasa lapar yang benar-benar tidak bersahabat itu. Terik matahari menyengat tubuhmu tak pernah membuatmu gentar untuk selalu berjuangan. 

Kau pergi meninggalkan rumah dengan waktu yang begitu lama meninggalkan kampung halaman tercinta dan juga kedua orang tuamu yang juga begitu mencintaimu dan tentunya anak istrimu yang akan setia menitipkan rindu kepada angin untuk di sampaikan kepada dirimu. Engkau to be pemantauan di tanah orang, kadang tak seorang pun yang kau kenal di lingkungan barumu namun tetap kau lakukan agar hidup anak dan istrimu layaknya tetanggamu yang berkecukupan. 

Aku tidak bisa membayangkan jika aku seperti dirimu, apakah aku akan menyerah dan pasrah dengan keadaan yang begitu mencekam?

apakah aku akan kuat seperti dirimu?

ataukah aku akan menjadi laki-laki pengecut?

Ayah ribuan terima kasih yang terucap dariku tak kan mampu jasamu, tak mampu membayar setiap kucuran keringatmu yang kau curahkan hanya untuk membuatku tetap tersenyum dan bahagia menjalani hidup. 

Aku tahu kau tak perlu berlian dan emas dariku untuk menghapus semua jasamu, yang kau inginkan adalah tua anak-anakmu hidup dengan kebahagian dan kau sendiri tak perduli  hari tuamu seperti apa. 

Dalam sholatku selalu ku tengadahkan do'a kepada Rabb-ku semoga pengorbanan dan perjuanganmu menjadi amal yang akan mengantarkanmu ke surganya Allah. Aku meminta maaf kepada Tuhanku agar kau selalu di beri umur yang panjang dan kau menikmati hari tuamu dengan kebahagiaan. Kini sudah waktunya anak-anakmu yang merawatmu dengan penuh cinta kasih

Ayah dengan segala kata maaf aku ucapkan dari lubuk hati yang terdalam, dengan segala kerendahan dan kehinaan diriku aku bersimpuh di kakimu, sudah menjadi beban yang begitu berat bagimu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

kemana langkah kaki itu akan pergi

KEMANA LANGKAH KAKI ITU AKAN PERGI Oleh : Rusman Riyadi Langkah gontai kaki mengikuti panjangnya jalan Entah dimana langkah ini akan berhenti Haruskah langkahku tak berarah selamanya Ahhhh aku gelisah dengan semua ini Hei diri .... Robeklah dadamu lihat apa yang ada di dalamnya Tanyakan pada nuranimu hendak kemana langkah itu Tanyakan pada matamu apa yang kau lihat di depan sana Tanyakan pada otakmu apa yang kau fikirkan Kau tau dunia tak seperti daun yang di terpa angin Kau tau dunia tak seperti daging yang semakin lama akan membusuk Kau tau dunia tak seperti kopi akan habis di minum Ahhhh dunia tak semudah itu Hei diri.... Tiap sore kau menunggu sang senja datang Kau tatap keindahan senja itu Lambat laun senja yang kau puja akan pergi Berganti dengan gelapnya malam Fajarpun akan datang dengan keindahanya Dan akan pergi begit saja Berganti dengan sinar panasnya ang menyengat Begitulah keindahan tiap waktu akan pergi Yakinlah

PEMERINTAH BERPIHAK KEPADA SIAPA ?

  PEMERINTAH BERPIHAK KEPADA SIAPA ? Oleh : Rusman Riyadi Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 2 Tahun 2022 menjadi kontroversi bagi masyarakat, yang mana hal itu banyak mengundang reaksi dari berbagai kalangan masyarakat, terutama bagi para buruh dan pekerja. Peraturan menteri tersebut di nilai tidak memihak kepada para buruh dan pekerja dengan di keluarkannya peraturan menteri tersebut tidak sedikit masyarakat yang merasa di rugikan. Peraturan menteri ketenagakerjaan tersebut di nilai banyak hal yang telah di tinggalkan terutama bagi mereka yang telah bekerja di sebuah perusahaaan namun harus menunggu usia 56 tahun baru bisa melakukan pengajuan “Jaminan Hari Tua” hal tersebut sangat tidak etis sebenarnya untuk di lakukan, melihat dengan apa yang akan terjadi di hari esok maka perlu kiranya jaminan hari tua tersebut bisa di ajukan kapanpun oleh yang berhak menerima tanpa harus menunggu usia senja, karena dari beberapa mereka banyak kebutuhan yang harus di penuhi. Pemerintah d

HADIRNYA SEBEUAH NEGARA

  HADIRNYA SEBUAH NEGARA Oleh : Rusman Riyadi   Indonesia merupakan negara demokrasi yang mana kedaulatan berada di tangan rakyat, sehingga semua hal yang berkaitan dengan kekuasaan seharsunya melibatkan rakyat. Negara yang mampu melahirkan sebuah konstitusi yang sesuai dengan apayang menajdi hajat rakyat maka negara tersebut bisa dikatakan sebagai negara yang yang teramat sangat demokrasi. Berdaulat tanpa di dikte oleh pihak manapun merupakan sebuah impian terbesar negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, apalagi tidak peran negara lain bagi berdaulatnya sebuah negara. Indonesia sebagai negara yang demokrasi yaitu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Maka hal itu perlu di implementasikan oleh para pemangku kekuasaan yang memegang tampuk kekausaan di negara ini. Bukan menjadikan rakyat sebagai alat pemuas kekuasaan yan seolah-olah apa yang di lakukan demi kepentingan rakyat, akan tetapi di balik ituhanyalah sebuah politik untuk memuaskan hasrat dan birahi